Masuk Organisasi Perpustakaan, Tambah Semangat Imun
![]() |
| grafis.aw |
Alhamdulillah, Rabu (12/11/25) tepat pukul 14.48 Wib, saya dimasukkan di group Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Timur.
Kemudian pukul 15.23 Wib, saya dimasukkan di group Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (APPTNU). Semua atas informasi pustakawan Unugiri mbak Nur Qoni'atul M.
Forum dan asosiasi ini bagi saya luar biasa. Sudah masuk di group saja sanangnya minta ampun. Apalagi, bila beliau-beliau yang sudah kaya pengalaman perihal perpustakaan bisa saya serap ilmunya. Dan itulah yang saya harapkan.
Kehadiran organisasi ini, bagi saya menjadi oase tukar pikiran bagaimana pengelolaan perpustakaan yang istimewa. Mengapa saya memilih kata istimewa? Bila mengambil terminologi KBBI daring, istimewa yang dimaksud agar perpustakaan memiliki ciri khas, kelebihan, hingga lain daripada yang lain.
Tentu beliau-beliau –yang di dalam dua group tersebut, sudah kaya pengalaman baik langsung maupun tidak langsung terkait tata kelola perpustakaan di perguruan tinggi.
Adapun saya, baru seminggu menjadi kepala perpustakaan. Tepatnya mulai tugas Kamis (06 /11/25), kemudian bila dihitung hingga hari ini –Rabu (12/11/25) ketika tulisan ini diposting, genap satu minggu. Artinya, baru seumur jagung.
Karena 'baru' seumuran jagung, tentu banyak relasi yang perlu dijalin. Hal ini sebagaimana disampaikan Fahruddin Faiz dalam buku terbarunya "Menaklukkan Kebahagiaan" (2025:26), bila relasi mengapa perlu dibangun, salah satunya agar keberadaan SDM di dalamnya menjadi berkompeten.
Jika kemudian SDM –mulai dari kepala dan pustakawan berkompeten; tentu hal itu akan bisa mewujudkan mimpi menjadikan perpustakaan sebagai sumber belajar yang ngeksis hingga kekinian.
Literasi
Sebagai pribadi yang juga senang perihal membaca, menulis, serta berbagi dalam bentuk pelatihan, dua group itu menjadi relasi untuk saling sharing. Bagaimana to perpustakaan "A, B, C dan seterusnya" punya cara jitu menguatkan literasi di dunia kampus.
Apalagi, tantangan literasi Generasi Z kini, adalah lekat secara keseharian dengan gadget (digital native). Alhasil, buku bukan lagi yang ditenteng ke mana-mana. Ia juga buka yang dibaca setiap waktu. Apalagi, dia juga buka hal 'menarik' yang didakwahkan menjadi konten.
Oleh sebab tantangan-tantangan itulah, saya tidak 'sendirian' dalam berusaha ikut menguatkan literasi kampus. Ada pribadi-pribadi berpengalaman di dua group tersebut. Sehingga yang awalnya tensi semangat saya baru 60 persen, kini bisa menjadi 100 persen.
Transformasi Pengetahuan
Tulisan cilik, sederhana, dan bisa selesai dengan sekali kedip ini, meminjam bahasa Prof. Abdurrahman Mas'ud dalam bukunya "Paradigma Pendidikan Humanis: Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik" (2020:49) dinamakan "Qalam"; semoga bisa menjadi simbol transformasi ilmu pengetahuan, nilai, dan keterampilan dari generasi ke generasi.
Sebab menurut beliau –Prof. Dur, proses transformasi budaya dan peradaban tidak akan terjadi tanpa peran penting tradisi tulis-menulis yang dilambangkan dengan "Qalam".
Akhirnya, salam kenal dari lubuk hati yang paling dalam. Saya –secara pribadi dan Perpustakaan Unugiri, ingin mengunduh pengetahuan dari panjenengan semua. Maturnuwun.

Luar biasa pak Usman. Sosok yang penuh santun, kebijaksanaan dan suri tauladan yg baik.
BalasHapusSemoga senantiasa sehat dan sukses selalu njih bapak dalam mengemban amanahnya. Salam literasi!
terima kasih mas Najib, semoga ada manfaat., 🙏
HapusSaya dukung pak usaman menjadi kepala perpus unugiri
BalasHapusampun mas Ketua, kulo nyuwun arahan, bimbingan mas Bari., 🙏🙏🙏
Hapus